Minggu, 08 Desember 2013

materi sejarah kelas XI IPA sem 2

Materi Sejarah Kelas XI IPA Semester 2
B.      Muncul dan berkembangnya Organisasi Pergerakan
Pendidikan ternyata menghasilkan kaum intelektual (kaum cerdik pandai / berwawasan luas) di Indonesia. Kaum intelektual menumbuhkan nasionalisme yang diwujudkan dalam berbagai pergerakan nasional yang modern.
1.      Boedi Oetomo (BO)
Organisasi pergerakan nasional yang pertama kali berdiri adalah Boedi Oetomo. Didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa dookter pribumi ( Stovia) di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908. Para tokoh organisasi ini adalah Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan Ario Trikusumo.
Pada tanggal 3-5 oktober 1908 Boedi Oetomo melaksanakan kongres pertama di Yogyakarta, hasil keputusan kongres sebagai berikut:
a.    Boedi Oetomo tidak mengadakan kegiatan politik, tetapi kegiatan pendidikan dan budaya.
b.    Ruang gerak Boedi Oetomo dibatasi hanya untuk pulau Jawa, Madura, dengan pusat kegiatan di Yogyakarta.
c.    Raden Tumenggung Tirtokusumo, Bupati Karanganyar di angkat sebagai ketua.
2.      Sarekat Islam (SI)
Organisasi ini merupakan pengembangan dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1909 di Jakarta atas prakarsa dari R.M. Tirtoadisuryo. Tujuan utama SDI untuk membela kepentingan para pedagang Indonesia dari ancaman saingan dengan para pedagang Cina.
Pada tahun 1913, SI menyelenggarakan kongres pertama di Surabaya. Kongres itu menetapkan keputusan sebagai berikut :
a.      Sarekat Islam bukan Partai Politik
b.      Sarekat Islam tidak melawan pemerintah Hindia Belanda
c.       Haji Oemar Said Cokroaminoto dipilih menjadi ketua Sarekat Islam
d.      Kota Surabaya ditetapkan menjadi pusat kegiatan Sarekat Islam
3.      Indische Partij (IP)
Indische Partij didirikan di Bandung pada tahun 1912. Para pendirinya dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker (Danu Dirjo Setia Budi), R.M. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Dr. Cipto Mangunkusumo.
IP merupakan organisasi politik murni yang pertama kali didirikan. Pergerakan ini berdasarkan nasionalisme (kebangsaan) Hindia (sebutan Indonesia saat itu). Hindia adalah setiap orang yang dilahirkan, dibesarkan di Hindia dan mengakui Hindia sebagai tanah airnya. Adapun tujuan IP ada dua hal, yaitu dalam jangka pendek mempersatukan seluruh bangsa Hindia. Dan dalam jangka panjang mencapai Hindia merdeka.
4.      Perhimpunan Indonesia (PI)
Pada tahun 1908 sejumlah pelajar Indonesia di negeri Belandamendirikan suatu organisasi yang bernama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). Didirikannya perkumpulan ini bertujuan kekeluargaan semata-mata karena merasa senasib sepenanggungan di perantauan. Sebagai media komunikasi dan penyebar luas ujuan oraganisasi maka pada tahun 1916 diterbitkan majalah dengan nama Hindia Putra.
Karena kiprah PI dianggap mengancam stabilitas politik, pemerintah Belanda melakukan penangkapan-penangkapan terhadap para tokoh PI. Mereka yang ditangkap diajukan ke pengadilan Den Haag pada tahun 1928 adalah Hatta, Nazir Pamuncak, Abdul Majid Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo.
5.      Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia berdiri pada tahun 1920, dengan Semaun sebagai ketuanya. PKI merupakan pegembangan dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), suatu organisasi yang berpaham Marxis yang didirikan di Semarang pada tahun 1913 oleh Hendriek Sneevliet, seorang sosialis Belanda.
      Dalam perjuangannya, PKI menggunakan strategi garis komunis internasional, yaitu dengan melakukan penyusupan kedalam tubuh partai-partai lain. Tujuannya agar organisasi lain terpecah belah dan anggotanya beralih menjadi anggota PKI, sehingga kelak mereka dapat membentuk negara Komunis. Salah satu organisasi yang disusupi PKI adalah Sarekat Islam.
6.      Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI merupan perkembangan dari kelompok belajar (Algemeene Studie Club). Rapat yang dihadiri Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Suyudi, dan beberapa mantan anggota Perhimpunan Indonesia, diantaranya adalah Iskaq Cokroadisuryo, Budiarto, dan Sunario, berhasil membentuk organisasi pergerakan baru yang dinamakan Partai Nasional Indonesia.
PNI sangat terpengaruh oleh PI, tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia. Ideologi partai dikenal dengan istilah marhaenisme, yaitu suatu ideologi kerakyatan yang mencita-citakan terbentuknya masyarakat sejahtera yang merata. Adapun perjuangan PNI didasarkan pada triologi perjuangan, yaitu kesadaran nasional, kemauaan nasianal, dan perbuatan nasional.
7.      Organisasi-Organisasi Pergerakan setelah PNI
Setelah Soekarno dipenjara, PNI dibubarkan. Selanjutnya, para tokoh PNI berusaha menggalang bekas anggota PNI untuk membentuk organisasi pergerakan baru. Sartono, salah seorang mantan tokoh PNI, membentuk Partai Indonesia (Partindo), sedangkan Moh. Hatta dan Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan PNI-Baru.
Partindo dan PNI-Baru melanjutkan perjuangan dan cita-cita PNI untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dikalangan rakyat. Hanya cara perjuangannya yang beda. Partindo menitikberatkan pada pembentukan organisasi massa, sedangkan PNI-Baru lebih menekan pada pendidikan politik dan sosial.
8.      Sumpah Pemuda
Seiring dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia, kaum muda pun memunculkanorganisasi pemuda. R. Satiaman, Kadarman, dan Sunardi mendirikan Tri Koro Dharmo pada tanggal 7 Maret 1915, di Jakarta. Tujuan utamanya adalah mempersiapkan pemuda-pemuda menjadi pemimpin di kemudian hari.
Dalam kongres yang bertema Indonesia Bersatu dihadiri oleh para utusan pemuda dari berbagai daerah. Mereka setuju untuk mengembangkan persatuan pemuda-pemuda Indonesia sebagai suatu bangsa. Rasa persatuan itu harus mengatasi kepentingan golongan, bahasa, maupun agama. Tetapi kongres pemuda I dini dinilai kurang berhasil karena sifat kedaerahan masih melekat pengaruhnya. Oleh karena itu, lalu diadakan Kongres Pemuda Indonesia II pada tanggal 26-28 Oktober 1928 di Jakarta.
Kongres ini berjalan sukses
 read more..

Minggu, 01 Desember 2013

Sejarah Jepang Masuk ke Indonesia

Sejarah Jepang Masuk ke Indonesia

Tanggal 1 Maret 1942, tentara Jepang berhasil mendaratkan pasukannya di pulau Jawa di tiga tempat sekaligus, yaitu teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kranggan (Jawa Tengah).[1] Keadaan ini memaksa Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer, menyerah tanpa syarat terhadap tentara Jepang pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura dalam sebuah pertemuan di Kalijati tanggal 8 Maret 1942.[2] Pertemuan ini mengakhiri kekuasaan kolonial Belanda dan menempatkan Jepang sebagai penguasa baru atas Indonesia. Hak-hak kekuasaan ini memungkinkan Jepang membagi wilayah Indonesia dalam tiga komando, yaitu tentara ke-16 di pulau Jawa dan Madura yang berpusat di Batavia, tentara ke-25 di Sumatera yang berpusat di Bukit Tinggi dan armada selatan ke-2 di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Barat yang berpusat di Makassar.[3]
Tentara angkatan ke-16 pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura diberikan mandat untuk memegang kekuasaan di wilayah Jawa. Pada umumnya Jawa dianggap sebagai daerah yang secara politik paling maju namun secara ekonomi kurang penting, sumber dayanya yang utama adalah manusia.[4] Hal ini memang sangat dibutuhkan oleh Jepang, mengingat niat awal mereka untuk menduduki kawasan Asia Tenggara adalah membangun Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Raya.
read more